Logika sederhana Algoritma

Apa itu Algoritma :

Bagi sebagian orang, kata “algoritma” mungkin terdengar asing, tapi mereka yang berkecimpung di dunia programming, digital marketing, atau internet, pasti sudah sangat familiar dengan istilah tersebut. Singkatnya, algoritma adalah cara / logika berfikir komputer untuk menghasilkan sesuatu. Misal algoritma saran pada pencarian google, dimana kalimat yang dimunculkan dalam saran pencarian google adalah kalimat yang sudah pernah dicari oleh orang-orang dalam jumlah terbanyak (misal: 1000x) dalam periode waktu tertentu (misal: 1 bulan terakhir). Kalimat terkait yang paling banyak “dienter” akan muncul dalam saran paling atas. Lihat contoh gambar berikut.

Gambar 1. Contoh hasil rekomendasi pencarian google
Contoh pada gambar.1 di atas mengindikasikan bahwa kalimat terpopuler yang mengaitkan kata “algoritma” adalah “algoritma adalah”, “algoritma pemrograman”, dst. Pada konteks algoritma pencarian google, inti “pengetahuan” google tersebut  adalah kata-kata, sehingga semakin banyak suatu kata di-enter, maka semakin kuat ingatan google terhadap kata tersebut.

Algoritma Lain:
Tidak hanya pencarian google, YouTube, ojek online, marketpalce, website, dan aplikasi berbasis digital juga memiliki konsep algoritma yang sama tetapi menggunakan cara atau langkah yang berbeda. Jika tadi google menggunakan masukan kata-kata sebagai inti pengetahuannya, maka (bisa jadi) Go-Jek menggunakan input / masukan data lokasi dan kebiasaan pengguna sebagai inti pengetahuan nya. Misal: Anto biasa bepergian pada jam 7 pagi dari titik A ke titik B, dan sebaliknya dari titik B ke titik A pada jam 4 sore. Maka (bisa jadi) sistem gojek akan menerjemahkan bahwa Anto adalah seseorang pegawai yang bertempat tinggal di lokasi A dan bekerja di lokasi B. Selanjutnya berdasarkan algoritma (logika berfikir sistem) yang menyatakan bahwa Anto adalah seorang pegawai, maka selanjutnya akan dibuat rekomendasi-rekomendasi lain seperti; rekomendasi makan siang (go-food) di jam makan siang, rekomendasi bayar tagihan bulanan di tanggal muda (dengan anggapan abis gajian), dan rekomendasi lain yang membuat banyak orang bergumam “wah tau aja nih gua abis gajian.”, “wah tau aja nih gua lg laper”, dsb.

Algoritma itu hanya logika sederhana, tapi sangat powerfull untuk efektifitas tindakan sistem selanjutnya.

HIERARKI SOSIAL!?

Hierarki atau urutan tingkatan jabatan/wewenang tidak hanya ada pada jabatan struktural politik ataupun organisasi yang tertulis di atas kertas. Nyatanya dalam sosial kemasyarakatan ada jenjang hierarki yang tidak pernah tertulis oleh notaris dalam formalitas SK, tetapi eksistensi nya jelas sekali terasa.

Sumber Gambar: http://blog.unnes.ac.id


Namun pada tulisan ini kita tidak membahas hierarki seperti pada gambar di atas, tetapi akan dibahas hierarki sosial dilihat dari sudut pandang pengaruh seseorang terhadap lingkungannya. Jenjang hieraki ini didapatkan dari buah pikir penulis ketika menjalani masa KKN di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten (pasca-bencana Tsunami Selat Sunda akhir tahun 2018).

(Hierarki ditulis secara berurutan dari yang terendah ke tertinggi)

1. Keberadaannya Seperti Tidak Ada.
Ada istilah dalam pepatah arab, Wujudihi ka’adamihi.’, arti kasar nya, “ada lu gak ada lu sama aja.” Di sini lah hirarki pengaruh terendah seseorang. Diam, bicara, ataupun tindakan sesorang yg berada pada tingkat ini sama sekali tidak diperdulikan oleh lingkungan. Kira-kira kenapa sampai demikian? Bukan. Bukan karena lingkungan yang terlalu menganggapnya rendah sehingga menghiraukan orang pada strata ini, akan tetapi kualitas orang yg ada pada strata ini memang masih sangat jauh dari lingkungannya. Analogi mudah nya adalah ketika dua benda (misal; uang Rp100rb vs Rp1rb) dibandingkan, maka uang seribu menjadi tidak bernilai. Ketika pembanding nya semakin besar (misal; Rp1 Miliyar vs Rp1rb), maka seribu kembali seperti tidak terlihat.

Sumber Gambar
http://the-motivasi.blogspot.com

Lantas bagaimana solusi nya?
Pilih lah satu di antara 2 solusi berikut;
A. Besarkan nilai anda, atau;
B. Kecilkan nilai orang lain.
Tentu membesarkan nilai anda akan lebih mudah dan lebih indah dibanding jika harus mengecilkan nilai orang lain.

2. Keberadaan Mulai Diakui.
Setelah seseorang melewati fase 1, maka seseorang akan mulai diakui. Di fase ini lah seseorang akan berambisi melakukan banyak hal untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan. Contoh yang paling lumrah adalah kenakalan remaja, yang memang tujuan mereka adalah mendapatkan pengakuan. Ataupun pegawai baru yang ingin mendapatkan pengakuan dari senior-senior nya, tentu akan melakukan hal-hal yang membuat orang lain mengganggap diri nya memiliki kompetensi hingga akhirnya keberadaannya mulai diakui.

Sumber Gambar :
https://www.berbagiyangada.ga/2017/07/tes.html


Namun sayang kebanyakan dari kita berhenti pada fase ini. Ketika sudah mulai diakui, ambisi jadi berhenti, kerja tanpa motivasi, inovasi dan kreativitas pun ikut mati. 


3. Memberikan Manfaat.
“Sebaik-baik manusia adalah yang beri manfaat pada orang lain.”
Orang yang berada pada fase ini hanyalah dia yang memiliki ketulusan hati. Ketika orang-orang di sekitar sudah mulai memuji, ia tetap terus berkarya tanpa henti. Kegundahan orang pada fase ini adalah, “apa yang kiranya dapat ku lakukan untuk memberikan manfaat bagi orang lain.” bukan tentang seberapa “wah” saya di mata orang lain, dan bukan tentang sensasi atau prestasi yang sekedar mengangkat derajat diri sendiri.

Jikalau boleh saya kaitkan dengan tugas akhir (cerita nya mahasiswa), pada jenjang Strata-1 dituntut untuk fokus pada output suatu wawasan atau pengetahuan. Sedangkan Strata-2 lebih fokus kepada pengembangan metode penelitian, dan pada Strata-3 adalah tentang seberapa manfaat penelitian yang dihasilkan.

“So, gak perlu nunggu S-3 untuk memberikan manfaat.”

4. Menjadi Agen Perubahan.
Agen perubahan/Agent of Change atau dalam istilah arab Mujaddid, adalah dia yang mampu membuat suatu perubahan baru di lingkungan masyarakat (tentunya) menjadi lebih baik.

Membuat perubahan lebih sulit dari sekedar memberikan manfaat, karena dalam membuat perubahan kita tidak hanya dihadapkan pada perkara membuat orang senang dengan kebaikan kita, tetapi juga meluruskan “urat nadi” yang menyimpang di masyarakat. (Ngerti?)

Membuat perubahan lebih sulit dari sekedar memberikan manfaat, karena dalam membuat perubahan tidak hanya dihadapkan pada perkara membuat orang senang dengan kebaikan, tapi juga meluruskan “urat nadi” yang menyimpang.

Oke mudah nya gini, lu kalo gua kasih manfaat itu ya gua kasih makan, gua kasih duit, gua kasih tempat tinggal, dan kasih hal-hal yang buat lu enak. Tapi ketika gua ingin buat lu berubah menjadi lebih baik, gua akan larang lu begadang, larang lu maen game, larang lu tidur (abis) subuh, larang lu ini itu dan laen sebagainya demi kebaikan lu.

“Kira-kira enak gua larang-larang gitu? Kan enggak.”

Nah itu lah alasan kenpara Rasulullah Muhammad pada saat beliau belum diutus sebagai Nabi dan Rasul, beliau sangat dicintai oleh kaum nya, sangat dielu-elukan, sangat dibanggakan, dan hal-hal positif lainnya. Namun ketika beliau diutus sebagai Rasul, beliau melarang dari menyembah berhala, melarang berzina, melarang minum khamr, dan lain sebagainya. Sehingga kondisi yang dahulu kaum nya sangat mencintai beliau, justru berbalik 180 derajat membenci beliau.

“Oke, sampe situ bisa difahami ya?”

5. Menjadi Teladan.
Sampailah kita pada hierarki sosial tertinggi, dimana seseorang tidak perlu banyak berucap, tetapi orang-orang mendengarkannya, cukup sedikit bertindak, orang-orang banyak mengikutinya. Setiap perkataan, sikap, dan tindak-tanduk nya dijadikan alasan dan landasan oleh orang-orang dalam berbuat.

Mudah nya gini deh, ada orang (Misal nya; Bejo) yang ketika ditanya kenapa klo makan buah lebih duluan dari makan nasi, dan dia malah jawab nya; “si A (nyebutin nama org lain) cari makan nya gitu, dan dia sampe usia tua Alhamdulillah selalu sehat dan kuat.”

Jawaban tersebut mengindikasikan bahwa Bejo meneladani si A dalam perlakuan makan buah. Namun jawaban Bejo seperti di atas, tidak bisa dijadikan landasan bahwa si A adalah seorang teladan, karena bisa jadi (dasar) si Bejo nya aja yang memang suka ikut-ikutan, atau memang kebetulan si A memaksa Bejo untuk ngikutin dia.

Nah kisah Bejo sama si A di atas baru pada one case kehidupan, dan itu sangat-sangat belum bisa dikatakan teladan, karena teladan yg sesungguhnya adalah dia yg seluruh perilaku kehidupannya menjadi landasan bagi kehidupan orang lain. Dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Teladan yg sesungguhnya adalah dia yg seluruh perilaku kehidupannya menjadi landasan bagi kehidupan orang lain

Ya, dan keteladanan yang seperti itu hanya ada pada diri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allâh.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)

Alasan QNH Pada Altimeter Dibulatkan Ke Bawah

QNH disetting untuk mengetahui Altitude Pesawat

            Bagi penyuka dunia aeronautica, baik yang sudah berkecimpung di dalamnya atau sekedar menjadi pengamat biasa, tentu sudah tak asing dengan alat altimeter bukan?
           
Altimeter adalah sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Seperti ketinggian terbang pesawat (flight level), gedung, gunung, bukit, rata-rata permukaan tanah suatu daerah, dan lain sebagainya.

            Altimeter sendiri ada dua macam, altimeter yang berbasis pada tekanan udara dan altimeter yang menggunakan gelombang radio.

            Dalam dunia penerbangan, saat pesawat sedang mengudara, altimeter dengan gelombang radio dapat lebih efektif dan mampu secara tepat mengukur ketinggian terbang (Flight Level) pesawat. Altimetter jenis ini akan menembakkan gelombang radio ke permukaan dan menerima hasil pantulannya lagi. Selanjutnya dengan rumus fisika sederhana s = v / t akan didapatkan jarak ketinggian terbang pesawat saat itu.

            Ketika pesawat hendak landing, altimeter yang berbasis pada tekanan udara akan digunakan. Tujuannya adalah agar pilot yang sedang berada di udara mampu mengetahui ketinggian landasan.

            Misal. QNH landasan adalah 1003 milibar (mb) dan altimetter setting pada pesawat menunjukkan angka 998 mb. (Dikarenakan beberapa alasan) Pilot tidak mengetahui berapa perbandingan jarak ketinggian pesawat yang dibawanya dengan permukaan landasan. Maka pilot secara perlahan harus menurunkan ketinggian pesawat udara nya dari 998 mb, 999 mb, 1000 mb, 1001 mb, 1002 mb, hingga tepat 1003 mb. Selanjutnya ketinggian pesawat saat itu sama dengan ketinggian permukaan landasan dan pesawat dapat melakukan landing dengan baik.

            QNH untuk keperluan altimeter setting bersama beberapa unsur cuaca lainnya dipertukarkan di seluruh bandar udara dunia dengan format sandi METAR. Dimana untuk di Indonesia sendiri, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lah yang berwenang melakukan pertukaran data tersebut.

              QNH yang dikirimkan adalah dalam satuan penuh yang dibulatkan ke bawah. Jadi misalkan saya melakukan observasi tekanan udara, dan mencatat QNH nya adalah 1012.3 mb, maka saya akan melaporkannya dengan 1012 mb saja. Begitupun jika saya mencatat angka QNH 1012.9 mb, maka saya tetap melaporkannya sebagai 1012 mb saja.  (Lihat peraturan ICAO pada Annex 3 Terbaru)

Lalu pertanyaannya, mengapa QNH itu harus dibulatkan penuh ke bawah? Padahal 0,1 mb setara dengan ketinggian 0.9 sampai 1 meter, dan artinya jika 1012.9 mb saya laporkan sebagai 1012 mb, maka akan terjadi rentang ketinggian antara pesawat dan landasan hingga 8-9 meter. (1 meter = 3,28 feet, 1 feet = 0,035 mb. Atau lihat extraconversion.com) Mengapa tidak dibuat sistem pembulatan rentang 0.1 sampai 0.5 dibulatkan ke bawah, dan rentang 0.6 sampai 0.9 dibulatkan ke atas? Tentu rentang ketinggian nya akan semakin berkurang bukan?

Baiklah, kita akan langsung menjawabnya.
(Sebelumnya, pahami dulu konsep pada 1 paragraf di bawah ini.)

Makin tinggi tekanan udara, artinya ketinggian suatu tempat semakin rendah. Hal ini disebabkan masa udara yang memberi tekanan semakin banyak. (Masih ingat kan rumus P = F/A ). Karena setiap benda memiliki gaya gravitasi terhadap bumi, maka komposisi udara yang dekat dengan permukaan akan semakin banyak, artinya gaya yang diberikan pun akan semakin besar. Dan sebaliknya, masa udara yang berada jauh di atas permukaan akan semakin dikit dikarenakan masa nya yang juga semakin ringan, akibatnya gaya yang diberikan pun akan semakin kecil. (Ingat kembal rumus gaya grafitasi, F = G. M1. M2/ R2)

Semakin tinggi ketinggian, maka tekanannya akan semakin rendah


Sekarang kita umpamakan ICAO sebagai Badan Resmi Penerbangan Dunia membuat kebijkan agar QNH dibulatkan ke atas, misal 1012.3 mb menjadi 1013 mb. Lalu apa yang terjadi? Bisakah anda menebaknya?

Yap, secara prosedur saat hendak landing, pilot akan mensetting altimetter hingga tekanan 1013 mb.  Secara perlahan pilot akan menurunkan ketinggiannya dari 1010 mb, 1011 mb, 1012 mb, dan 1013 mb. Namun kenyataannya, pada saat pesawat belum sampai pada ketinggian tekanan 1013 mb, pesawat tersebut telah lebih dulu terperosok dan menumbuk landasan. Walhasil, pesawat melakukan landing secara tidak sempurna.

“Gaya kuat menyebabkan tekanan meningkat, tekanan meningkat mengindikasikan semakin rendahnya tempat. Jadi orang jangan sok hebat, karena manusia tak ada yang tak cacat” 

Written By : M. Fauzan Abdullathif
Sumber gambar : http://code7700.com (dan) https://kedokteranpenerbangan.wordpress.com 

Mengapa Mimpi Terasa Nyata

Pernahkah anda bermimpi dan merasakan itu sebagai suatu yang nyata? Ya, tentu pernah bukan? Lalu mengapa hal itu dapat terjadi?

Otak Hanya Menerima dan Menerjemahkan Kode yang Diberikan oleh Indera Tanpa Mengetahui Sifat Nyata atau Maya nya

            Pada dasarnya, mimpi di saat tidur terjadi karena adanya pembacaan ulang dari memori-memori yang ada selama ini. Maka tak heran jika mimpi yang kita lihat saat tidur adalah berasal dari apa yang telah terjadi dan kita alami selama ini, baik aktor, latar, ataupun alur ceritanya. Hanya saja, di saat bermimpi otak membaca memori yang ada secara acak, itulah sebabnya mengapa mimpi kita selalu tidak ‘karuan’.

            Sebelum kita memahami mengapa mimpi itu terasa nyata, pahami dulu beberapa konsep berikut :
1.      Otak adalah penafsir dari setiap ‘kode’ yang dikirimkan oleh pancaindera.
2.      Setelah penafsiran itu selesai, timbullah persepsi tentang apa yang kita rasakan. Misal ; rasa sakit, rasa senang, warna-warni, manis, pahit dan sebagainya.
3.      Otak tidak mampu membedakan ‘kode’ yang nyata dan maya(mimpi/khayal).

Dalam satu cerita mimpi, boleh jadi otak akan mengambil ‘sampel’ acak dari rekaman kehidupan kita selama ini. Sehingga jalan cerita, latar, alur, tokoh dan lain sebagainya tidak saling berkaitan. Misal, dalam suatu mimpi kita dalam perasaan sedih (karena memang dalam dunia nyata kita baru saja gagal ujian), tokoh nya adalah doi yang sangat kita sayang, latarnya adalah warung tempat biasa kita beli makan, dan jalan ceritanya malah kayak sinetron yang tiap hari kita saksikan.
Maka tak heran jika setelah terbangun, kita akan sibuk memikirkan maksud dari mimpi tersebut. Apakah mimpi itu sebagai suatu pertanda ke depan? Atau hanya sekedar mimpi bualan?

Pada zaman dahulu, mimpi memang menjadi sebagai suatu pertanda terjadinya perisitiwa di masa datang. Tentu kita masih ingat kisah Nabi Ibrahim yang bermimpi menyembelih anaknya bukan? Atau kisah firaun yang bermimpi akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan meruntuhkan kekuasaannya? Atau kisah nabi Yusuf yang melihat bulan, matahari, dan 11 bintang sujud padanya? Dan masih banyak lagi.
Yap, pada zaman dahulu mimpi saat tidur adalah sebagai suatu berita yang diturunkan oleh Allah kepada hamba-Nya untuk memberikan kabar gembira ataupun kabar buruk. Maka tak heran jika beberapa Nabi memiliki Mukjizat mampu menafsirkan mimpi, seperti Nabi Ya’kub dan Yusuf. Akan tetapi, pada zaman sekarang mimpi yang menjadi pertanda berita di masa mendatang sudah tidak ada lagi (kecuali beberapa orang yang memang Sholeh dan sangat dekat dengan Allah saja).

 (Balik lagi ke pembahasan), secara sadar, saat mata kita melihat objek, maka oleh mata objek tersbut akan dibaca sebagai rangkaian gelombang cahaya. Yang kemudian oleh otak akan ditafsirkan sebagai suatu objek yang kita lihat sekarang. Misal saat saya sedang mengetik ini, saya menggunakan laptop, dan saya melihat laptop ini sebagai suatu objek berbentuk persegi 4 panjang dengan sisi beraturan, berwarna hitam dan sedikit putih pada keyboardnya. Maka sebenarnya, yang terjadi adalah (Mata – menerima cahaya – mata memantulkan cahaya ke benda – mata menerima cahaya balik dari benda –  syaraf mata menerima cahaya balik itu – Syaraf mengirimkannya ke otak – Otak menafsirkan dan menerjemahkan cahaya itu sebagai laptop yang saya lihat sekarang)
Secara sadar setidaknya ada 7 tahapan saya melihat laptop tersebut.
Sekarang saya ingin menghapuskan 5 tahapan awal, atau denga kata lain saya akan memejamkan mata dan membayangkan kalau saya sedang melihat laptop yang ada di hadapan saya.
 Yap, hasilnya otak saya(Kita) masih mampu untuk merasakan dan melihat keberadaan laptop itu bukan? Hanya saja terkadang hasilnya lebih abstrak. (Tergantung bagiamana kefokusan dan ingatan kita saat itu)


Maka begitu pun dalam mimpi, otak cenderung akan mengambil rekaman yang paling kuat dan mudah diingat, otak secara acak mengambil memori-memori yang ada dan merangkainya kembali menjadi suatu cerita. Otak akan menafsirkan setiap memori tersebut sehingga menimbulkan persepsi rasa pada diri kita, tanpa pernah mengetahui sifatnya, nyata atau maya.  

“Jika kita belum mencapai kesuksesan yang diinginkan, maka bermimpilah telah mencapainya. Karena bagi otak, mimpi dan kenyataan adalah sama” 

Sumber Gambar : https://endahriwayatun.wordpress.com

Short Film Diskusi Setan

Assalamualaikum sob, ini ada refrensi film-film bagus untuk ikhwan dan akhwat yang sedang memiliki ghiroh yang tinggi dengan keimanannya. Film yang saya embed dari Film Maker Muslim ini Insya Allah bisa jadi inspirasi dan wawasan keislaman kita. aamiin
SELAMAT MENONTON

Mengapa Kita Tidak Bisa Menaiki Awan #serial_fisika_4#

Mengapa Kita Tidak Bisa Menaiki Awan



          Bagi anda yang pernah naik pesawat atau mendaki gunung, pasti tidak asing dengan fenomena awan yang menghampar layaknya kapas yang bertebaran. Mungkin anda sempat terfikir, bagaimana kalau kita mendaki awan? Pasti akan sangat menyenagkan bukan?

          Saran saya, anda tidak perlu melakukannya. Karena berat badan anda tak akan mampu ditopang oleh awan. Karena pada dasarnya, awan adalah titik-titik air yang mengumpul menjadi satu. Titik-titik itu akan saling bergandengan, dimana semakin banyak titik air yang berkumpul, maka akan semakin rapat pula gandengan yang dihasilkan. Mudahnya, bayangkan anda bersama 10 orang teman anda memasuki ruang kelas berukuran 5x5 meter, lalu semua orang harus saling bergandeng tangan. Kemudian bandingkan dengan saat anda memasuki ruang kelas tersebut bersama 100 orang teman anda, bagaimana kerapatan yang dihasilkannya? Tentu lebih rapat saat anda bergandengan dengan 100 orang bukan?

          Namun titik-titk air di udara (awan) itu akan sangat sulit untuk memiliki kerapatan tanpa celah layaknya titik-titik air di lautan, karena bila hal itu terjadi, maka masa yang dimiliki awan akan semakin berat, dan tentu grafitasi bumi cenderung lebih mudah untuk menariknya jatuh ke bawah.

          Sedangkan titik-titik air di lautan memiliki kerapatan yang sempurna (tanpa celah) karena jumlah titik air yang berkumpul sangat banyak dan bisa saling menyesuaikan satu sama lain. Maka tentunya kekuatan yang dihasilkan akan lebih besar pula. Analogikan dengan orang yang bergotong-royong .

          Sekarang coba pikirkan..

Jika dengan kita melompat ke laut (yang jumlah titik airnya lebih banyak dari yang terdapat di awan) saja bisa tenggelam, maka bagaimana mungkin kita bisa tertopang dengan titik air yang ada di awan?


Bagaimana? Mustahil bukan?


Quote of the topic
“KEBENARAN YANG TIDAK TERORGANISASI AKAN DIKALAHKAN DENGAN KEBATHILAN YANG TERORGANISASI (ALI BIN ABI THALIB)” 

Mengapa Hujan Biasa Terjadi Di Sore Hari #serial_fisika_3#

Secara umum, musim hujan di Indonesia terjadi saat matahari berada pada posisi semu di Belahan Bumi Selatan (BBS), yang pada akibatnya akan ada low pressure di Australia dan high pressure di Asia. Dimana pada saat itu terjadi lah Angin Baratan atau biasa dikenal Angin Monsun Asia (yang berarti angin bertiup dari Asia menuju Australia).

Gambaran Angin Monsun Asia
Sumber Gambar : http://www.cuacajateng.com/monsun.htm

         
Bila dilihat dari jenis topografinya, Benua Asia memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Air yang mengalami penguapan pun banyak tentunya, maka tak heran jika banyak sekali awan yang terbentuk saat itu. Nah, untuk menuju Australia, awan-awan itu tentu harus melewati wilayah Indonesia. Namun sayang, saat melewati Indonesia terjadi kemacetan yang amat panjang, mengingat jalan di Indonesia yang berlubang (red- bukit dan lembah). Akibatnya awan sering prustasi dan malah turun di tengah jalan.
         
Mudahnya, bayangkan saja awan itu ibu hamil yang pengen pergi ke rumah bersalin di Australia, eh pas nyampe di Indonesia malah kena macet berjam-jam. Gara-gara gak tahan lagi, berojol deh dia di situ.. Hehe  
         
Oh ya, by the way sobat ‘Fisika Menjawab’ sering merhatiin gak sih kalo selama ini si awan biasanya ‘berojol’ nya pas sore atau malam hari aja. Kira-kira kenapa ya? Apa karena pas pagi dia belum bangun? Atau karena pas pagi masih sibuk beres-beres?  Atau ada alasan lain? Oke deh yok langsung aja kita bahas bareng-bareng.
         
Sebelum kita bahas lebih lanjut kenapa si awan jarang banget berojol pas pagi dan siang hari, mari kita pahami terlebih dahulu beberapa konsep berikut :

  1.  Suhu udara yang lebih tinggi mampu menampung uap air lebih banyak dibanding saat suhu udara rendah (Sumber : Materi Kuliah Meteo Umum Di Kampus Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika)
  2.  Uap Air Jenuh adalah jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung atmosfer (Sumber : Modul Soft Fisika II Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika)
  3. Titik embun/Td/Dp adalah suhu udara yang harus dicapai pada saat itu untuk mendapatkan uap air jenuh (Sumber : Materi Kuliah Meteo Umum Di Kampus Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika)
  4. Air hanya menguap pada suhu 100°C adalah persepsi yang salah

Oke mari kita mulai bahas.

Setiap sinar dan panas matahari yang memancar ke suatu benda, maka akan terjadi penyerapan atau pemantulan energi radiasi oleh benda. Akibatnya, timbullah beragam macam reaksi serta gerakan pada benda-benda yang tersinari tersebut, salah satunya adalah konveksi. Yaitu gerakan molekul dan partikel ke arah atas. Percobaan sederhananya jemurlah bantal atau kasur anda pada sinar matahari langsung, lalu pukulkan bantal atau kasur tersebut agar partikel kecil seperti debu atau kapuk terlihat terangkat ke atas.
    
Begitu pula dengan partikel air di lautan, samudera, sungai, danau, tumbuhan, manusia, jalan, dan tempat-tempat yang terdapat air lainnya. Hanya saja, laju penguapan alami ini tidak bisa secepat pergerakan partikel debu yang kita lihat saat memukul kasur atau bantal yang dijemur, karena partikel debu akan terlihat melaju cepat sebab adanya angin dari pukulan yang kita lakukan.
    
Sejak pagi hari, energi radiasi matahari selalu menguapkan sejumlah partikel air ke udara, namun hampir tidak pernah sampai pada kondisi udara jenuh. Hal ini disebabkan pertambahan jumlah partikel air yang menguap sebanding dengan suhu udara yang terus meningkat. Akibatnya kejenuhan uap air di atmosfer tidak terjadi. (Ingat lagi konsep pertama)
    
Adapun sejak matahari tergelincir dari sudut tertingginya (red- setelah siang), suhu udara perlahan-lahan mulai berkurang (lihat sendiri deh, kalo dari jam 1 an sampe sore itu kan suhu nya makin lama makin dingin). Sedang uap air yang terkandung di atmosfer tidak berubah atau bahkan cenderung bertambah. Akibatnya uap air di atmosfer akan dipaksa termampatkan hingga menjadi jenuh, dan dari situ terjadilah pengembunan besar-besaran.

Hasil pengembunan besar-besaran itu adalah awan yang luas dan menggumpal tebal. Kemudian oleh angin, awan-awan yang telah terbentuk tadi akan dikumpulkan menjadi satu di suatu tempat, hingga terbentuklah awan yang lebih besar dan luas lagi. Biasanya awan ini mulai terlihat hitam karena mampu menghalangi pandangan mata kita pada sinar matahari di atasnya. Nah inilah yang biasa kita sebut sebagai fenomena mendung.. Nah tau kan sob kalo udah mendung gitu berarti mau ujan?

Hehe.. gimana sobat? Udah ngerti kan sama yang bung jelasin?

Tapi inget loh itu baru secara umum, dan penjelasan itu tanpa memperhatikan gangguan alam seperti Vortex, Siklon, Anti-Siklon, Konvergensi, Divergensi, el-nino, la-nina dan lainnya ya.. Karena di alam yang dinamis ini semua bisa terjadi.. Nah itu nanti kita belajarnya di lain kesempatan dengan cabang Ilmu Fisika berbeda, kalo gak salah namanya Meteorologi Dinamis sob.. rupa nya fisika itu luas ya.. hehe

Yaudah sampe sini dulu ya edisi kali ini.. bye bye ;)
Wassalamualaikum.....


Quote of the topic
“SEMAKIN TINGGI SUHU UDARA AKAN SEMAKIN BANYAK UAP AIR YANG DIKANDUNG, SEMAKIN BANYAK DOA DAN USAHA AKAN SEMAKIN BESAR PELUANG BERUNTUNG.”

Ditulis Oleh M. Fauzan Abdullathif

Mengapa Penderita Demam Merasa Dingin Padahal Tubuhnya Panas #serial_fisika_2#

Assalamualaikum Sobat “Fisikia Menjawab”, semoga kalian tetap dalam keadaan sehat wal afiat ya. Kali ini ada serial si Ojan dodol yang sakit panas, tapi malah ngerasa kedinginan. Kira-kira kenapa bisa gitu ya sob? Mau tau gimana penjelasannya? Langsung aja kita baca serial berikut.
             
Bung : Assalamualaikum *Mengetok Pintu*
Ajun : Waalaikumsalam, siapa ya? *Membuka Pintu* Ohalah, bung Fisika toh.
Bung : Eh Ajun, mana abang kamu?
Ajun : Ada di kamar bung. Dari tadi si abang menggigil kedinginan. Kasian dia.. u,u Bung bisa bantu tolongin biar abang aku sembuh kan? Bisa kan? Bisa kan bung? *Merengek*
Bung : Iya InsyaAllah, dengan izin Allah abang kamu bisa sembuh kok.

Sakit Demam Tapi Kedinginan
Sumber Gambar : http://www.al-maghribicendekia.com/2013/01/mengobati-demam-dan-panas-pada-anak.html

Ojan : *membuka selimut di bagian kepala* heeeh... dingin bung.. *menggigil*
Bung : *memegang kening Ojan* Hem.. badan kamu panas banget, kalo perkiraan bung sih nyampe 45 derajat celcius. Oh ya, kok kamu bisa sakit gini jan?
Ojan : Ini gara-gara kemaren sore Ojan maen ujanan bung.
Bung : Hemm begitu.. Yaudah kamu sabar dulu ya Jan.. Insya Allah besok atau lusa bisa sembuh kok.

            Sebelum kita bahas lebih lanjut mengapa si Ojan harus sabar menghadapi sakit panas yang membuat nya menggigil, kita pahami dulu beberapa konsep berikut :
  1. Manusia memiliki Antibodi (Imun) yang berfungsi untuk melawan Zat Asing (Antigen). (Sumber : kliksma.com/2015/02/pengertian-antibodi-dan-bagian-bagiannya.html)
  2. Dimana setiap Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan menghasilkan Zat Pyrogen yang akan menggangu pusat pengaturan suhu tubuh di Hypotalamus. (Sumber : Shandrarizal8.blogspot.co.id/2013/06/panas-tapi-kok-menggigil-ya.html)
  3. Manusia adalah makhluk homoiterm (makhluk yang suhu tubuh nya konstan). Sehingga harus terus beradaptasi untuk men-stabli-kan suhu tubuh
Ketika ada antigen, baik berupa virus, bakteri, mikroba, dan kuman-kuman lain masuk ke dalam tubuh. Maka anti-bodi sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh akan bereaksi menanggapi antigen itu. Bayangkanlah anti-bodi itu densus, sedangkan antigen itu teroris. Saat “teror” terjadi di dalam tubuh, maka anti-bodi akan segera meminta bantuan sistem kekebalan tubuh lain seperti hormon dan sel darah untuk bersatu bersama-sama memerangi “teror” yang dilakukan oleh antigen. Dampaknya, terjadi kepanikan pada warga biasa (red- organ-organ tubuh lain).

            Dikarenakan serangan yang dilancarkan oleh antigen itu berupa zat pyragon yang (pada dampak nya) dapat membuat otak (hypotalamus) sebagai pengatur suhu tubuh meningkatkan kinerja nya, maka terjadi lah kenaikan suhu tubuh dan pusing-pusing di kepala.
           
Saat itu suhu tubuh penderita melonjak drastis, akibatnya suhu udara ruangan (yang tidak berubah) akan memiliki rentang jarak yang lebih besar. Nah, sebab itu lah penderita akan merasa kedinginan di tengah suhu badan nya yang panas.
           
Untuk memudahkan pemahaman, mari kita buat analoginya.
            Dalam keadaan suhu tubuh normal (kisaran 37 derjat celcius), kita akan merasa biasa saja (tidak kepanasan dan kedinginan) jika suhu di sekitar berkisar antara 23 hingga 28 derajat celcius. Dan pada suhu dibawah itu, (dimisalkan) pada suhu 17 derajat celcius, tubuh kita akan meresponnya sebagai rasa dingin. Nah sekarang kita hitung rentang perbedaan suhu tubuh kita dengan suhu sekitar, yaitu 37 – 17 = 20. Jadi pada contoh kasus ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada rentang suhu 20 derajat celcius kita cenderung merasa dingin.
            Sekarang kita tukar kondisi nya, suhu ruangan dibiarkan konstan, sedang suhu tubuh dinaikkan. Mengacu pada contoh analogi di atas, pada suhu tubuh berapakah kita akan merasa dingin jika suhu ruangan saat itu adalah 25 derajat celcius? (Iya benar, pada suhu 45 derajat celcius)
           
(Balik lagi ke pembahasan) Dikarenakan manusia adalah mankhluk homoiterm yang harus terus berusaha sendiri dan mandiri untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan. Maka di saat tubuh merasa kedinginan, tubuh kita akan segera mersepon dengan berbagai cara, salah satu cara nya adalah dengan menggigil. Nah ini lah alasan mengapa kita menggigil di saat demam.

Bung : Gimana? Ngerti kan Jan?
Ojan : He.eh *ngangguk*
Bung : Nah jadi kamu harus bersyukur dan bangga kalo lagi demam gini. Karena itu menunjukkan kalo sistem kekebalan tubuh kamu tanggap dan selalu sigap. Hehe

GWS ya bagi kamu yang lagi sakit, inget loh kalo sebenarnya penyakit itu tidak lah diturunkan kecuali datang bersamanya ampunan di sisi tuhan. So, kamu harus sabar ya.

Quote of th topic
“JANGAN KAMU MENCELA DEMAM, KARENA IA MENGHAPUSKAN DOSA ANAK ADAM, SEBAGAIMANA ALAT PEMANAS BESI MAMPU MENGHILANGKAN KARAT (H.R. MUSLIM 4/1993 NO.2575)”

Ditulis Oleh : M. Fauzan Abdullathif